TUGAS III ILMU BUDAYA DASAR
TUGAS
III
ILMU
BUDAYA DASAR
KISAH CINTA HABIBIE DAN AINUN
Dosen : Auliya Ar Rahma
Nama :
Muhammad Farhan Fauzan
NPM : 17114221
Kelas : 1KA08
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga saya dapat mengerjakan suatu makalah tentang ilmu
budaya dasar ini dengan tepat waktu.
Dalam tugas ini saya dapat menyelesaikan sebuah karya
tulis dengan judul “Kisah Cinta Habibie Dan Ainun”.
Tugas ini dibuat dalam rangka memperdalam matakuliah ilmu budaya dasar. Saya
menyadari bahwa baik isi maupun penyusunan makalah ini belum sempurna. Oleh
karena itu segala saran, dan kritik membangun sangat saya harapkan.
Demikianlah, semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi saya dan semua pihak yang telah membacanya.
Demikianlah, semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi saya dan semua pihak yang telah membacanya.
Bogor, 5 Mei
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar:
berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan
Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur
karir terbuka lebar untuknya.
Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh
cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya
jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang
ke Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta
mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman,
pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka
kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat
hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya.
Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
BAB II
ISI
Kisah cinta
dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka memang bersekolah
ditempat yang sama dan gurunya kala itu sempat bergurau dengan mengatakan kalau
sebernarnya mereka berjodoh tapi Habibie menyangkalnya, ia malah mengatakan
kalau Ainun itu hitam, jelek, gendut, seperti gula jawa.
Tahun demi
tahun pun berlalu, Habibie yang berkuliah di Jerman terpaksa harus pulang ke
Indonesia karena penyakit Tubercolosis yang dideritanya. Tapi dari situlah
cerita cinta Habibie&Ainun berlanjut. Habibie akhirnya dipertemukan kembali
dengan Ainun lewat kue yang harus diantarkannya ke rumah Ainun.
Ainun yang
telah berubah menjadi gadis muda nan cantik pun, membuat Habibie jatuh hati.
Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh hati padanya. Dan kebanyakan pria
yang menyukainya adalah pria yang berpangkat dan kaya, tapi Habibie sama sekali
tidak minder. Dengan santainya ia datang ke rumah Ainun dengan menggunakan
becak sedangkan para ‘pesaingnya’ itu kebanyakan bermobil.
Hebatnya,
Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih Habibie dan hidup
bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie
menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa
membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya
ketika sakit.
‘Dinegeri orang
dipuji, dinegeri sendiri dicaci.’ Mungkin itu kalimat tepat yang menggambarkan
kondisi Habibie saat itu. Habibie yang dihormati di Jerman, ternyata tidak
dihormati dinegerinya sendiri. Mimpi Habibie untuk bisa membangun tanah air
tempat ia dilahirkan, mengalami hambatan. Dengan terpaksa ia menerima semua itu
dengan lapang dada dan bekerja di Industri Kereta Api di Jerman.
Sampai
akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia di
beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang dinegerinya sendiri. Setelah
menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia diangkat menjadi menteri, kemudian
menjadi wakil presiden dan akhirnya menjadi presiden menggantikan Soeharto yang
lengser dari jabatannya.
Setiap
kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan
diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan
waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun
hanya 1 jam setiap harinya.
Ketika
Habibie tak mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu berikutnya, ia pun
kembali ke Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka hidup lebih tenang dan
damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu tak bertahan lama. Ainun yang divonis
menderita kanker ovarium stadium 4, memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan
menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat
Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk selama-lamanya.
Kurang lebih
itulah sedikit ulasan mengenai film Habibie&Ainun. Film yang membuat
presiden Susilo Bambang Yudhoyono menitikkan air mata ini, memang sukses pula
membuatkan tak berhenti menangis walaupun film sudah berakhir.
Ada banyak
sekali adegan yang membuatku terharu, diantaranya adalah ketika Habibie sama
sekali tidak memiliki uang untuk pulang kerumahnya, dan harus berjalan ditengah
badai salju dengan sepatu yang bolong sampai harus ditambal dengan kertas agar
ia bisa berjalan kembali. Ainun yang melihat kaki Habibie yang terluka ketika
sampai rumah, tak tega dan meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia
agar bisa membantu biaya Habibie selama di Jerman.
Selain itu
ada adegan dimana ketika Ainun yang sedang sakit parah tapi sempat menuliskan
daftar obat yang harus diminum oleh Habibie, karena selama ini dialah yang
menyiapkan obat untuknya. Dan masih banyak adegan-adegan haru yang lainnya yang
terlalu panjang jika ditulis disini.
Setelah
menonton film ini, aku kembali teringat dengan artikel yang pernah aku baca
ketika Habibie berkunjung kantor Manajemen Garuda Indonesia, Januari lalu, yang
tentunya tidak diceritakan di film ini.
Ternyata
setelah 2 minggu ditinggalkan Ibu Ainun, suatu hari ia memakai piyama tanpa
alas kaki dan berjalan mondar-mandir memanggil. “Ainun..Ainun…”, ia mencari Ibu
Ainun disetiap sudut rumah.
Para dokter
yang melihat perkembangannya sepeninggalan Ibu Ainun, berpendapat. “Habibie
bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini, kita para dokter harus tolong
Habibie.”
Lalu
berkumpullan dokter dari Jerman dan Indonesia, dan memberi Habibie 3 pilihan.
1. Opsi
pertama, Ia harus dirawat dirumah sakit, diberi obat khusus sampai ia dapat
mandiri meneruskan hidupnya. Artinya Habibie gila dan harus dirawat di rumah
sakit.
2. Opsi
kedua, Para dokter akan mengunjunginya dirumah dan harus berkonsultasi terus
menerus dengan mereka dan ia harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya
ia sudah gila dan harus diawasi terus menerus.
3. Opsi
ketiga, Ia disuruh menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah ia bercerita
dengan Ainun, seolah Ainun masih hidup.
Dan Habibie
memilih opsi ketiga.
Ketika aku
membaca artikel itu ditambah dengan menonton film yang diangkat dari novel
dengan judul yang sama. Rasa kagum, haru dan iri langsung muncul dibenakku.
Kagum dan haru atas ketulusan cinta yang diperlihatkan Pak Habibie kepada Ibu
Ainun. Tapi juga iri, karena sebagai perempuan aku pun berharap bisa
mendapatkan pria seperti Pak Habibie, yang mencintaiku dengan tulus dan murni.
Ibu Ainun
sendiri juga merupakan perempuan hebat. Dia menepati janjinya untuk selalu
mendampingi Pak Habibie sampai akhir hidupnya, dikala susah maupun senang.
Bahkan didetik-detik terakhir menjelang kepergiannya, ia tetap memikirkan Pak
Habibie.
BAB
III
KESIMPULAN
Menurut
saya kisah Habibi dan Ainun ini sangat menarik , berawal ketika masih sekolah Habibie
dan Ainun ketika itu satu sekolahan setelah lulus sekolah mereka berdua
berpisah Habibiie akan ke German untuk melanjutkan sekolahnya ssedangkan Ainun
tetap di Indonesia.
Akhirnya
setelah beberapa tahun Habibie pun kembali Ke Indonesia karena penyakit
Tubercolosis yang dideritanya, dari situlah cerita cinta Habibie dan
Ainun berlanjut Ainun yang telah berubah menjadi gadis muda nan cantik
pun, membuat Habibie jatuh hati. Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh
hati padanya. Dan kebanyakan pria yang menyukainya adalah pria yang berpangkat
dan kaya, tapi Habibie sama sekali tidak minder. Dengan santainya ia datang ke
rumah Ainun dengan menggunakan becak sedangkan para ‘pesaingnya’ itu kebanyakan
bermobil.
Hebatnya,
Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih Habibie dan hidup
bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie
menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa
membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya
ketika sakit.
Di Negri
Orang di Puji Di Negri sendiri Dicaci mungkin itulah kalimat yang pantas buat
Habibe saat itu karena dia bisa membuat kereta api di German tetapi ketika
Habibie ingin berkerja di Indonesia Habibie ditolak, otomatis Habibie pun
Kecewa tetapi Ainun memberi suatu Motivasi Semangat kepada Habibie,
sehingga Habibie pun bersemangat lagi ia tetap bekerja di suatu Industri Kereta
api di German.
Sampai
akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia di
beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang dinegerinya sendiri. Setelah
menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia diangkat menjadi menteri, kemudian
menjadi wakil presiden dan akhirnya menjadi presiden menggantikan Soeharto yang
lengser dari jabatannya.
Menjadi
Presiden emang memiliki suatu Tanggung jawab yang besar sehingga Habibie
pun sering begadang untuk bekerja buat Negara dan Rakyat Indonesia. Ainun pun
memarahi Habibie “Kamu itu bukan superman” itu lah kata yang saya ingat ketika
Ainun memarahi Habibie.
Masalah demi
masalah mucul ketika Habibie menjadi Presiden Indonesia ketika itu
terjadi “Tragedi Trisakti dan masih banyak masalah yang harus di
selesaikan oleh Habibie.
Masa
Jabatan Habibie pun telah usai ia menolak mencalonkan diri lagi sebagai
Presiden, lalu setelah masa jabatannya selesai Habibie pun memiliki
banyak waktu untuk keluarganya , Habibie dan Ainun pun Akhirnya berbulan madu
kembali ke German.
Setelah
pulang tak lama penyakit Ainun yang disembunykanya dari
Habibie terkuak, Habibie pun langsung menyiapkan segala sesuatu untuk
pemberangkatan Ainun ke German untuk di rawat di rumah sakit , berhari-hari
Habibie menjaga Ainun di Rumah sakit akhirnya Ainun pun di panggil oleh Tuhan
YME , Ainun pun di pulangkan ke INDONESIA untuk dikuburkan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar