TUGAS II ILMU BUDAYA DASAR

TUGAS II
ILMU BUDAYA DASAR
BEDAH NOVEL “MANUSIA SETENGAH SALMON”
Dosen                   : Auliya Ar Rahma


Oleh
Nama          : Muhammad Farhan Fauzan
NPM : 17114221
Kelas : 1KA08

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI

KATA PENGANTAR
    Alhamdulillahirabbilalamin Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat mengerjakan suatu makalah tentang ilmu budaya dasar ini dengan tepat waktu.

      Dalam tugas ini saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis dengan judul “Membedah Novel “Manusia Setengah Salmon””. Tugas ini dibuat dalam rangka memperdalam matakuliah ilmu budaya dasar. Saya menyadari bahwa baik isi maupun penyusunan makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu segala saran, dan kritik membangun sangat saya harapkan.

Demikianlah,  semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi saya dan semua pihak yang telah membacanya.

Bogor, 7 April 2015










Latar Belakang

     Setiap orang akan mengalami yang namanya perpindahan dalam hidupnya. Baik disadari atau pun tidak, setiap orang akan mengalami sebuah proses yang namanya ‘pindah’ dalam perjalanan hidupnya. Dengan gaya penulisannya yang khas, Raditya Dika mengajak pembacanya untuk kembali menelaah sebuah proses perpindahan dalam kehidupan dengan sebuah narasi komedi yang khas, penceritaan yang mampu membuat pembaca tertawa sekaligus merenungi perpindahan yang telah terjadi tanpa disadari. Manusia Setengah Salmon adalah buku ke 6 dari seorang penulis bernama Raditya Dika, buku ini berisi kumpulan komedi (nonfiksi). Buku yang tidak bisa dibilang novel ini melainkan sebuah kumpulan tulisan lucu dari si-pengarang sudah terbit (24 desember 2011). Sembilan belas bab di dalam buku ini bercerita tentang perpindahan, dimulai dari pindahan rumah, pindahan hubungan keluarga, sampai pindah hati. Dengan covernya yang menampakkan wajahnya yang (hampir) penuh sisik di bagian muka sebelah kanan.


Deskripsi buku

Judul Resensi                          : Potongan Perpindahan
Judul Novel                            : Manusia Setengah Salmon
Penulis                                    : Raditya Dika
Penerbit                                  : GagasMedia
Kota                                       : Jakarta Selatan
Tanggal Terbit                         : Cetakan pertama, 2011
Jumlah Halaman                      : 264 halaman






Sinopsis

              Setiap orang akan mengalami yang namanya perpindahan dalam hidupnya. Baik disadari atau pun tidak, setiap orang akan mengalami sebuah proses yang namanya ‘pindah’ dalam perjalanan hidupnya. Itu lah kata – kata yang pembuka pada novel ini, buku Manusia Setengah Salmon ini adalah buku ke enam dari salah satu penulis novel komedi ternama di Indonesia yaitu Raditya Dika. Didalam novelnya ini Dika menuliskan 18 BAB yang menceritakan makna tentang perpindahan. Dengan gaya penulisannya yang khas, Dika menuliskan sebuah cerita tentang perpindahan dan mengajak pembacanya menyadari perpindahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang tidak disadari.

“Hidup sesungguhnya adalah potongan-potongan antara perpindahan satu dengan lainnya. kita hidup di antaranya.” (hal. 254)
Secara garis besar didalam novelnya ini juga Raditya Dika juga menganalogikan perpindahan dari hati ke hati lainnya seperti saat kita “pindah”.
“Seperti rumah ini yang jadi terlalu sempit buat keluarga kami, gue juga menjadi terlalu sempit buat dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah ke tempat lain yang lebih luas dan (dirasa) cocok untuk dirinya. Rumah ini tidak salah, gue dan dia juga tidak salah. Yang kurang tepat itu bila dua hal yang dirasa sudah tidak lagi saling menyamankan tetap dipertahankan untuk bersama. Mirip seperti gue dan dia. Dan dia, memutuskan untuk pindah” (hal. 29)
“Saat ini, gue jadi berpikir, proses pindah hati juga seperti pindah rumah. Terkadang , kita masih membanding-bandingkan siapa pun yang kita temui dengan mantan pacar. Ketika kenalan sama seseorang, kita membandingkan dengan kebiasaan mantan pacar kita. Seperti lazimnya orang yang masih terjebak di masa lalu, orang yang lebih baru pasti kalah dari mantan pacar kita yang sudah lama itu.” (hal. 244)
            Banyak pesan moral yang diberikan Radit, Radit juga menceritakan tentang kasih sayang mamanya sewaktu Radit berada di Belanda, sebelum Radit berangkat ke Belanda mamanya berpesan untuk selalu membawa stok celana dalam yang banyak. Disini juga menceritakan tentang wawancara Radit terhadap para hantu yang lagi terkenal di Indonesia. Radit juga mempunyai penemuan baru dalam bidang ilmu untuk orang-orang jomblo. Akhirnya, radit dapat memaknai kehidupannya dengan cara berpindah-pindah seperti ikan salmon yang selalu berpindah-pindah untuk meneruskan kehidupannya.
“Kita gak mungkin selamanya bisa ketemu dengan orangtua. Kemungkinan yang paling besar adalah orangtua kita bakalan lebih dulu pergi dari kita. Orangtua kita bakal ninggalin kita, sendirian. Dan kalau hal itu terjadi, sangat tidak mungkin buat kita untuk mendengar suara menyebalkan mereka kembali.” (hal. 133)

Penilaian

Kekurangan
Kekurangan dalam novel ini adalah banyak cerita yang tidak nyambung dan terkesan tidak masuk akal. Misalnya, “Kita benar-benar tua di jalan. Saking tuanya gue di jalan gara-gara macet, bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi, saat gue pergi dari rumah ke mal pas pulang ke rumah, gue udah punya istri lengkap dengan tiga orang anak. Dan, salah satu dari anak gue lagi hamil muda”. ( Bakar saja keteknya, halaman 45 ).
Kelebihan
Kelebihan dari novel ini, Raditya Dika banyak memberikan pesan-pesan moral yang baik. Misalnya, “ Kalau mau dipikir-pikir, terkadang terlalu baik bisa membuat pacar kita takut. Kadang, kalau terlalu cuek, juga bikin dia marah. Masing-masing cewek/cowok punya kebiasaannya sendiri. Salah satu cara untuk meluluhkan seorang cewek/cowok adalah dengan meluluhkan keluarganya. Dan cara untuk meluluhkan keluarga seseorang adalah menerima dan mengikuti kebiasaan mereka”. ( Pesan Moral dari sepiring makanan, halaman 104 ).
Lalu di novel tersebut juga memberikan pesan dan arti dari “perpindahan” jangan pernah takut untuk berpindah bila kita yakin bahwa aka nada sesuatu yang jauh lebih baik di depan dan di tempat yang baru.
Bahasanya pun mudah dimengerti karena bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari. Jadi kita akan mudah memahami jalan cerita dari novel ini.



Amanat

1.      Jangan pernah takut berpindah dari tempat yang lama ke tempat yang baru. Karna di tempat yang baru akan ada yang jauh lebih baik dari yang kita anggap terbaik di tempat yang lama.
2.      Perpindahan pasti akan terjadi dan hanya kita yang dapat menentukan bagaimana perpindahan itu akan berjalan dengan baik atau dengan buruk.
3.      Setiap perpindahan pasti kita akan melewatkan dan meninggalkan yang lama. Memang harus kita lewati dan tinggalkan namun jangan sampai dilupakan.
4.      Masa lalu mengajari kita banyak hal agar kita dapat menjadi orang yang jauh lebih baik di masa yang akan datang.
5.      Dalam kehidupan pasti kita akan menghadapi yang namanya perpindahan. Pindah dari hal yang membuat kita nyaman, ke hal yang baru yang lebih baik. Seperti ikan salmon yang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Semua pasti baik-baik saja.
6.      Jangan melupakan kenangan yang telah terjadi di masa lalu ketika kita telah memulai kehidupan baru, teman baru dan lingkungan yang baru.


Kesimpulan

Dari resensi novel Manusia Setengah Salmon yang saya buat ini, bahwa novel Manusia Setengah Salmon layak untuk dibaca kalangan remaja maupun dewasa. Novel ini juga syaran akan pesan – pesan moral tentang makna perpindahan, kita tidak dapat mengindari proses perpindahan tesebut karena proses itu terjadi seiring jalannya waktu. Kita hanya dapat menikmatinya saja agar perpindahan tersebut terasa menyenangkan dan kita juga harus siap untuk perpindahan yang tidak terduga dan tidak sesuai dengan kemauan kita. Karna kita juga tidak akan selalu ada disini, dititik masa lalu yang tidak akan membuat kita maju. Kita harus berjalan maju dan lupakan masa lalu. Untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan ditempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati ditengah jalan demi mendapatkan apa yang di inginkannya. Ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gak perlu menjadi manusia super. Kita hanya perlu menjadi Manusia setengah salmon: berani berpindah. 


Daftar Pustaka




Komentar

Postingan Populer